My Blog

All pictures were captured by my sony camera given by my hubby, kamera pocket yang handy dengan hasil yang memuaskan :)

Sabtu, 05 Mei 2012

Lost in Istanbul part 3 : Day 1, Topkapi Palace

Gerbang masuk Topkapi palace
Malam bergulir dengan cepat, adzan subuh berkumandang dari mesjid-mesjid di Istanbul. Sungguh moment yang menyenangkan bisa kembali mendengarkan adzan yang bersahut-sahutan. Kami bangun dengan perasaan segar, energi kami tercharge kembali. Yup, kami siap untuk menyusuri Istanbul, menapak tilas jejak masa lalu.

Blue mosque, Hagia Sophia, Topkapi Palace dan Yerebatan Sarnici atau Basilica cistern letaknya berdekatan dan bisa dijangkau cukup dengan berjalan kaki. Tujuan pertama kami hari ini adalah Topkapi Palace. 

Istana Topkapi merupakan kediaman para sultan selama kurang lebih 400 tahun dari tahun 1465-1856. Pembangunan istana ini dimulai pada tahun 1459 oleh Sultan Mehmed II  sang penakluk Constantinople. Sayangnya pada abad ke 17, istana ini mulai memudar kegunaannya karena Sultan berikutnya lebih memilih untuk berdiam di Istana Dolmabahce, istana yang bergaya khas Eropa pertama di Istanbul. Pada tahun 1985, istana Topkapi kemudian menjadi warisan situs dunia milik UNESCO (1).


Antrian menuju gerbang masuk Topkapi Palace
Tiket masuk Istana Topkapi adalah 20 TL (Turkish Lyra), atau sekitar 10 euro. Kami datang ke istana Topkapi sekitar jam sepuluh pagi, sangat terlambat dan antrian untuk masuk istana pun sudah sangat panjang. Jadi, bila ingin berkunjung ke Istana Topkapi, sebaiknya datang lebih pagi. Setelah antri hampir sejam, akhirnya tiba juga kami diantrian loket tiket, setelah membeli tiket kami kembali mengantri ke pintu masuk. Oh iya, selama mengantri banyak guide-guide yang menawarkan jasanya, dengan iming-iming tidak perlu berpanas-panas mengantri. Sayangnya guidenya tidak bisa berbahasa Inggris, hanya bahasa Turki, Prancis dan Jerman saja. Hmm, kalau mereka bisa berbahasa Inggris mungkin pelanggannya jadi lebih banyak lagi :p.
antrian di loket tiket

Keamanannya lumayan ketat, ada pemeriksaan tas seperti di bandara dan Tripod kami juga disita. Tripod  bisa kami ambil kembali di tourist infomation bila sudah keluar dari istana. Istana yang sangat luas dan sederhana, demikian kesan kami begitu memasuki istana ini. Taman-tamannya tertata dengan baik. Kami memulai dengan memasuki gedung yang paling dekat dari tempat kami pertama masuk, gedung yang merupakan ruang musyawarah sultan bersama bawahan-bawahannya. Disebelah gedung tersebut ternyata ada museum yang berisi senjata-senjata dan pedang-pedang yang dikoleksi dari tahun ke tahun. Ada pedang yang berukiran nama Allah, ada juga berukir lambang salib. Baju-baju perang juga dipamerkan dalam museum ini. Kami sangat menikmati perkembangan persenjataan dari tahun ke tahun, dan kami terkesima melihat pedang yang sangat besar, sambil membayangkan bila pedangnya saja sebesar itu apalagi pemiliknya? Dimuseum ini mengambil foto tidak diizinkan, namun masih saja ada beberapa orang yang melanggar aturan tesebut. Sementara kami tetap taat aturan, tentu saja pihak museum mempunyai pertimbangan sendiri sehingga mengambil foto tidak diizinkan di dalam museum ini.  Berikut beberapa foto yang sempat saya jepret.




Sayang sekali waktu kami sangat terbatas sehingga kami tidak bisa mengitari seluruh istana. Kami harus bergegas menuju tujuan kedua kami Hagia Sophia atau Yerebatan Sarnici, kami masih harus memilih.
Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar