My Blog

All pictures were captured by my sony camera given by my hubby, kamera pocket yang handy dengan hasil yang memuaskan :)

Selasa, 17 April 2012

Lost in Istanbul Part 1 : Antik or Antique?

Kata ANTIK ataupun ANTIQUE dilafalkan sama (antik), namun imbas dari pelafalan yang sama ini yang membawa kami ke hotel yang salah, yang membuat kami terlunta-lunta di malam dingin di Turki, bayangan akan kasur empuk untuk berlabuh di pulau kapuk semakin jauh dari pelupuk mata.....
Hagia Sophia (baca Aya Sofia)
Tepatnya tanggal 6 April saya dan suami berangkat ke Istanbul Turki atas ajakan Bapak dan Ibu kost.Tiket pesawat dan hotel sudah kami eh tepatnya Bapak dan Ibu kost kami sudah membookingnya sejak Desember 2011. Harga tiket pesawat dari Amsterdam ke Istanbul (return) bila dibooking jauh-jauh hari adalah 165 eur. Harga yang cukup murah untuk travelling :).

Kota Istanbul merupakan kota bersejarah yang menjadi saksi akan peradaban hebat sepanjang sejarah, kejayaan masa romawi dan kejayaan kekhalifahan Islam yang terjaga hingga saat ini. Ah kami begitu excited, sebentar lagi kami akan menjejakkan kaki di kota yang bersejarah, kota yang menjadi saksi kehebatan Muhammad Fatih yang lebih dikenal sebagai Mehmed II dan prajuritnya. Beberapa tempat yang menjadi icon kota istanbul telah kami tandai, segala perbekalan makanan dan lain-lain sudah kami siapkan. Yup kami sudah siap untuk travelling! Let's go!!



Pesawat Pegasus menerbangkan kami dari Schiphol menuju bandara Sabiha Gokchen yang terletak dibagian Asia Istanbul. Ah iya, Istanbul ini sangat unik, selayaknya dua kaki, satu kakinya terjejak di bagian Eropa sementara kaki lainnya di bagian Asia. Istanbul memiliki dua bandara, Ataturk yang terletak di bagian Eropa dan Sabiha Gokcen yang terletak di bagian Asia. Nama Sabiha Gokcen diambil dari salah satu nama anak angkat Mustafa Kemal Ataturk yang juga adalah pilot wanita pertama di Turki.

Kami tiba di bandara Sabiha Gokchen pada pukul tujuh malam setelah menempuh 4 jam perjalanan. Bagian imigrasi adalah tujuan pertama kami untuk mendapatkan Visa on Arrival. Dengan 25 dolar USD, visa sudah ditangan hanya dalam waktu kurang dari lima menit. Urusan visa selesei, kami segera menuju pintu keluar bandara khawatir orang yang diutus pihak hotel kelamaan menunggu kami di sana. Yup, pihak hotel jauh-jauh hari sudah menawarkan transportasi dari bandara langsung menuju hotel dengan harga 55 euro. Harga yang menurut kami lumayan setimpal dengan kenyamanan yang kami dapatkan, yakni tak perlu bersusah-susah ataupun nyasar mencari hotel. Sayangnya petugas yang dikirim pihak hotel bukannya menuju bandara Sabiha Gokcen malah mendatangi bandara Ataturk, membiarkan kami menunggu tanpa kejelasan di bandara Sabiha Gokcen.

Untungnya tak jauh dari tempat kami menunggu ada jasa yang menawarkan shuttle bus yang langsung mengantar ke hotel. Harga shuttle bus untuk empat orang dewasa dari bandara menuju kawasan Sultan Ahmed adalah 50 euro lebih murah 5 euro dari yang ditawarkan pihak hotel. Sesaat kami merasa bersyukur, sekaligus lega sebentar lagi kami akan segera beristirahat.

Perjalanan dari bandara menuju hotel sangat menyenangkan, meski lelah saya berusaha untuk tidak tertidur agar bisa menikmati pemandangan kota Istanbul di malam hari. Ah saya melihat purnama, purnama yang begitu indah di langit Istanbul, cantik, cantik sekali kawan. Terbersit di kepala saya saat itu bila sampai di hotel keindahan purnama ini akan saya abadikan seperti purnama-purnama sebelumnya. Sembari memandang purnama suara adzan isya sungguh semakin menambah indahnya malam itu, suara Adzan yang sangat saya rindukan selama ini, kini terdengar lagi dan bersahut-sahutan sama seperti di Indonesia. Ah iya, kau akan sangat merindukan suara Adzan bila tinggal di Eropa khususnya Belanda, tempat dimana mesjid menjadi diam, Adzan-adzan hanya dikumandangkan di dalam mesjid.

Sesaat kota ini seperti Jakarta, padat tapi lebih bersih. Bentuk bangunannya juga mirip. Alam Istanbul berbukit-bukit, sungguh indah dipandang mata. Jembatan-jembatan yang menghubungkan bagian Asia dan Eropa juga sangat indah dihias lampu-lampu yang berwarna biru dan hijau. Sayang sekali tidak bisa dipotret.
Sekitar sejam perjalanan akhirnya kami tiba di bagian Eropa Istanbul, satu per satu penumpang diturunkan di hotel masing-masing. Tiba giliran kami, diturunkan di ANTIK hotel. Sebelum turun dari bus saya sempat bertanya-tanya benarkah ini hotel kita? Seingat saya hotel yang di booking adalah ANTIQUE hotel, bukan ANTIK. Tapi sudahlah, pelayan hotel sudah menunggu kami, menyambut dan mengangkatkan tas-tas kami ke dalam hotel. Beberapa menit kemudian, setelah petugas hotel mencermati bookingan kami, ketahuanlah  kalau kami diantar ke hotel yang SALAH! WHAT?? Kami langsung lemas, harapan untuk beristirahat dengan segera tampaknya masih jauh.

Taxi menjadi opsi yang paling nyaman untuk mencari hotel ANTIQUE dibandingkan harus menyeret2 koper di jalanan Istanbul yang berbukit-bukit. Sayangnya Supir taxi juga tidak tahu dimana hotel ANTIQUE, jadilah kami berputar-putar disekitar sultan ahmed, berkali-kali supir taxi bertanya dimana hotel ANTIQUE, dan sebagian besar dari mereka tidak tahu. Kami semakin ragu akan keberadaan hotel ini. Setelah lama berputar-putar akhirnya ada yang memberi petunjuk kemana arah yang benar untuk menuju hotel, 5 menit kemudian kami telah tiba di hotel dan langsung disambut oleh Eniz  si pemilik hotel. Sambutan hangat dari pemilik hotel sedikit menghapus lelah kami setelah terlunta-lunta tanpa arah, ah kami sudah tak sabar ingin segera beristirahat. to be continued.......

2 komentar:

  1. wah like baca novel aja nih....saran nih....dijadiin novel aja perjalanannya ya..
    penasaran pengen tahu selanjutnya gmn?
    btw Subhanallah,Semoga Allah memberiku nikmat sepertita yg bs jalan2 ke eropa ya...Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin... Tunggu kelanjutannya yah... Klo semuanya ditulis sekaligus nanti kepanjangan postingannya, makanya dibikin berseri, hehehe...

      Hapus