My Blog

All pictures were captured by my sony camera given by my hubby, kamera pocket yang handy dengan hasil yang memuaskan :)

Rabu, 29 Februari 2012

a bunch of crocus!

Yes, a bunch of crocus! Bunga yang pertama kali mekar di musim semi, sebagai pertanda berakhirnya musim dingin.

Pagi ini aku melihatnya.... and winter is officially ended by the present of this flower!

ah ya, crocus ini bermacam2 warnanya; ada ungu, putih, kuning dan putih keungu2an...

ini crocus favoritku... warna kuning..meski sebenarnya warna favoritku ungu...

warna crocus yang lainnya belum sempat di foto http://www.emocutez.com 

Senin, 27 Februari 2012

Dagkaart; Tiket murah keliling Belanda

Dagkaart atau Day ticket atau tiket untuk bepergian kemana saja dalam sehari di Belanda sangat direkomendasikan bila anda ingin bepergian dari satu kota ke kota lainnya di Belanda dalam sehari. Seperti saya yang tinggal jauh di ujung utara Belanda, kehadiran tiket ini sangat membantu. Harga tiket ini berkisar 13 - 18 euro. Tiket yang berlaku hanya pada weekend saja biasanya lebih murah yakni 13-14 euro, sementara tiket yang berlaku tiap hari biasanya lebih mahal yakni 16-18 euro. Misal anda harus bolak-balik Groningen-Amsterdam di hari yang sama, maka dengan membeli tiket reguler anda harus membayar kurang lebih 52 euro, dengan kartu diskon 40% anda harus membayar sekitar 27 euro dan dengan dagkaart anda cukup membayar seharga 13-18 euro. Sangat hemat kan?

Sabtu, 25 Februari 2012

Sepeda-sepedaku : Si Merah!

Selama satu setengah tahun di Belanda aku sudah punya 3 sepeda loh. Ini kisah tentang sepeda pertamaku :

Bersepeda ke Haren
Ini dia "Si Merah", sepeda pertamaku. Karena belum berani memakai sepeda yang tinggi dan besar, jadilah aku membeli sepeda untuk anak kecil ini, selain karena harganya juga murah sih.  Sepeda ini sempat menemaniku selama dua bulan. Tempat terjauh yang pernah ditempuhnya adalah ke Haren, saat aku menemani dua sahabatku untuk menengok kampus Biologi mereka di Haren. Awalnya, tidak ada masalah dengannya. Si Merah ini selalu menemaniku ke kampus dan ke pasar. Tapi lama kelamaan rantainya menjadi menjadi longgar dan sering lepas. Apesnya lagi, rantai Si Merah ini pernah lepas di saat yang sangat penting, di saat aku akan menghadapi ujian perdana dalam bahasa Inggris di Belanda ini. Kisahnya bisa dibaca dipostingan saya sebelumnya. Jadilah Si Merah masuk bengkel dan harus bayar 16 eur untuk biaya reparasi (16 eur bo', hampir 200 rebo bo'... gileee mahal amirrr). Beberapa hari memakai Si Merah aku mulai merasa kurang nyaman, karena sadelnya terlalu pendek, sehingga lututku pada saat mengayuh selalu tertekuk, dan ini membuatku cepat kelelahan bila mengayuh. Kelebihannya untuk aku yang tinggi badannya masih seperti anak-anak SMP (wajahnya juga loh! hihihihi, narsis:p) , saat sepeda berhenti aku bisa langsung memijakkan kakiku ke tanah, tanpa harus turun dari sadel. Tapi kekurangannya ya itu tadi, bikin lutut pegel. Jadilah aku mencari gantinya, hehehe...

Jumat, 24 Februari 2012

Makan apa nak di sana ?

Pertanyaan ini sangat sering dilayangkan padaku satu setengah tahun yang lalu sebelum berangkat ke Belanda. Ada yang bilang sampai di Belanda aku cuma bisa makan kentang, roti, keju dan coklat. Tapi ternyata oh ternyata, makanan Indonesia di Belanda khususnya di Groningen sangat mudah didapatkan. Bila tak ingin memasak cukup datang ke Warung Djawa atau Pakarena tapi tentunya harus merogoh kocek dalam-dalam, karena makanan Indonesia di Belanda termasuk makanan eksklusif alias mewah nan mahal. Bila ingin lebih murah maka belilah bahan-bahannya di Toko-toko yang menjual bahan makanan Asia seperti Melati, Oriental dan Weuro lalu masaklah sendiri, dijamin lebih murah! Selain toko-toko di atas, supermarket besar seperti Jumbo juga sudah mulai menjual beberapa produk bahan makanan Asia dan harganya lebih murah dibanding toko-toko di atas.
Indomie dan bahan makanan Asia lainnya yang dijual di Jumbo Supermarket

Kembali ke pertanyaan di atas, maka ini jawabannya. Di sini aku makan Coto Makassar, Konro, Pallu Ce'la, Sayur Bayam, Barobbo, Pisang epe', Pisang ambon, Pisang janda (sanggara' peppe'),Pallu butung, Mie titi, Sup ubi, Jalangkote' dan Kapurung. Semuanya aku masak sendiri, karena lagi kangen dengan makanan rumahan dan tentunya karena ada request dari teman-temanku yang ingin mencicipi makanan khas Sulawesi. Disini aku malah belajar membuat masakan yang rada ribet dengan memakai bumbu yang kompleks seperti coto makassar dan konro.
Pisang ijo buatanku :)


Kamis, 23 Februari 2012

Puding Roti Tawar


Punya banyak roti tawar yang gak tau maw diapain. Kalo disimpan lebih lama bisa-bisa jamuran. Akhirnya browsing nyari resep puding roti tawar, dan dapat deh resep yang simple dan tampaknya enak disini. Karena bahan-bahan untuk puding ini disesuaikan dengan bahan-bahan yang ada didapur, maka pisang ambon saya ganti dengan apel. Pudingnya yang seharusnya dikukus malah dipanggang, karena malas ngukus, hehe.

Ini dia resep Puding Roti Tawar yang sudah dimodifikasi :

Rabu, 22 Februari 2012

The Alster Lake of Hamburg




Setelah mengunjungi Mesjid Imam Ali, perjalanan kami lanjutkan ke Danau Alster yang letaknya di dekat mesjid ini. Kami singgah sejenak mengistirahatkan kaki, foto-foto dan tentu saja menikmati keindahannya.  Ahh sebenarnya danau-danau di negri ku tidak kalah indahnya dengan danau ini. Danau-danau di negriku adalah danau-danau alami yang bahkan banyak diantaranya yang belum terjamah. Sementara danau Alster ini  sebenarnya danau buatan. Tapi danau ini sangat terawat, bersih dan menjadi public space yang menyenangkan untuk sekedar bersantai, berjemur, berlayar dan lainnya. 

Selasa, 21 Februari 2012

Babylon: Spare ribs yang lezaattt

Siapa sangka Spare ribs terlezat di tanah 'kumpeni' ada diujung utara. Yup, Spare ribs terlezat ada di Groningen. Adalah warung eh restoran yang bernama Babylon yang menyajikan Spare ribs terlezat! Menurut testimoni teman-teman dari luar Groningen; spare ribs ini bahkan lebih lezat dari yang biasa mereka nikmati di Amsterdam. Mahasiswa dan/atau warga Indonesia yang berkunjung ke Groningen untuk mengikuti kegiatan PPIG seperti Groenscup (pertandingan cabang olahraga terbesar yang diselenggarakan PPIG tiap tahun), biasanya akan menyempatkan waktu diakhir acara atau di sela-sela pertandingan untuk menikmati spare ribs Babylon. Kepopuleran spare ribs Babylon ini telah menyebar dari mulut ke mulut, menjadikan warga Indonesia sebagai salah satu customer terbesar.

Pertama kali saya menikmati kelezatan spare ribs ini karena ditraktir teman yang baru saja mendapatkan komisi dari kegiatan volunteernya di Texel. Salah satu teman yang sampai lebih dulu di restoran sudah memesan spare ribs, jadilah kami bertiga memilih menu lain, agar bisa saling mencicipi. Beberapa saat kemudian pramusaji membawa menu yang selesei dimasak. Eng ing eng, baru menu spare ribs yang tersaji, kami berempat menatap tanpa ampun, sambil memegangi perut yang sudah meminta jatah dari tadi. Apalagi saya yang hari itu tidak sempat makan siang, hasrat balas dendam semakin menggebu-gebu (halah, lebay :p). Ah ya, hanya dalam hitungan detik, 4 garpu sudah siap mengoyak-ngoyak spare ribs tanpa ampun. Ah makan dengan garpu tidak begitu memuaskan, jadilah kami memakai tangan (sambil berdoa tidak ada yang melihat kerakusan kami, 4 mahasiswa Indonesia yang sedang kelaparan!), voilaa beberapa menit kemudian yang tersisa hanyalah tulang belulang, dan kami belum merasa kenyang :(. Akhirnya kami memesan 1 porsi spare ribs lagi. Haha!