Sejak membaca tulisan kak niar tentang 'La Galigo" yang menyebutkan bahwa manuscriptnya bisa ditemukan di perpustakaan Universitas Leiden (Leiden universiteit Bibliotheek), saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tinggal di Belanda (yang tinggal beberapa bulan) tanpa melihat secara langsung manucript 'La Galigo'. Setelah membaca ulasan kak niar, saya mengatakan pada diri saya sendiri bahwa saya akan menyesal seumur hidup bila tidak mendatangi Leiden dan melihat manuscript La Galigo.
Saya pun menghubungi teman yang sedang study di Eindhoven yang saya tahu sangat tertarik untuk menelusuri sejarah Sulawesi. Ketertarikannya itu membawanya ke banyak museum yang berisi beberapa barang peninggalan bersejarah asal sulawesi. Ah entah sudah berapa museum yang dimasukinya. Saya sangat salut dengan semangatnya menelusuri warisan leluhur, terlebih lagi saat ia mengutarakan ingin membuat sebuah museum agar warisan peninggalan leluhurnya tidak terabaikan. Sungguh cita-cita yang mulia, dan saya sebagai penikmat (kisah-kisah) sejarah tentunya sangat setuju. Ah ya, mari kembali ke pemburuan kami membaca manuscript La Galigo.