Makanan ini sangat terkenal se-antero Indonesia, namanya pun untuk tiap daerah beda-beda. Orang jawa menyebutnya Klepon, sementara orang Bugis menyebutnya onde-onde dan orang Makassar menyebutnya Umba-umba. Karena saya campuran Bugis-Makassar, jadi kadang disebut onde-onde kadang disebut umba-umba, tergantung lagi ngomong ke siapa, hihihi... Kalo ngomong ke mama dan keluarganya mama nyebutnya onde-onde, klo ngomong ke papa dan keluarganya papa nyebutnya umba-umba.
Untuk acara-acara hajatan khususnya pernikahan, makanan ini merupakan makanan yang wajib ada, dan menjadi salah satu kue tradisional dalam paket erang-erang (seserahan). Kemarin waktu acara lamaranpun (pipiku memerah nih, mengingat masa lamaran), keluarga suami membawa umba-umba ke rumah, sepaket dengan kue lapis, cucuru' bayao dan cang kuni' (orang-orang menyebutnya kue bugis). Hadirnya kue-kue ini punya arti tersendiri. Ingin tau apa artinya? Yuk lanjut baca ke paragraf berikutnya :).
Asal kata Umba-umba adalah ammumba (muncul/nampak). Dalam proses pembuatannya, umba-umba yang belum matang akan berada di dasar panci sementara yang matang akan naik ke permukaan, inilah yang disebut ammumba. Umba-umba ini mengandung makna agar hal-hal yang baik akan tampak dalam kehidupan rumah tangga pengantin baru. Kue lapis mengandung makna agar pengantin baru mendapatkan rejeki yang berlapis-lapis. Untuk kue lainnya, yang rasanya sangat manis, mengandung makna agar yang punya hajatan akan selalu merasakan hal yang manis-manis dan tidak ditimpa kesusahan. Filosofi kue pengantin ini saya dapatkan dari suami, awalnya tidak pernah tahu kalau kue-kue tradisional ini memiliki makna tersendiri. Kesemua maknanya mengandung harapan-harapan dan doa-doa untuk kebahagiaan pengantin baru dalam menjalani lembaran kehidupan yang baru. Semakin kagum akan keluasan wawasan para nenek moyang serta harapan-harapan dibalik hal-hal yang mungkin hanya dianggap sepele.
Selain selalu menjadi makanan wajib untuk acara pengantin dan sunatan, umba-umba ini juga akan selalu hadir bila ada yang sesuatu baru. Rumah baru, motor baru, sepeda baru, pekerjaan baru, baru dianggap sah kalau ada umba-umba. Kalau ada tetangga yang baru masuk rumah, biasanya kami akan kecipratan umba-umba. Jadi ingat saat bapak membelikan motor baru, saya dan mama membuat umba-umba lalu membagikannya ke tetangga.
Cita rasanya sangat enak, dan ada sensasi tersendiri saat menikmati panganan ini. Sensasi gula merah/gula jawa yang lumer saat dikunyah itu nikmat banget dah. Cara bikinnya, menurut saya bisa kategorikan gampang, tapi butuh ketekunan dan kesabaran. Penasaran bagaimana cara membuat umba-umba? Yuk klik disini :).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar